1. Menkominfo
Baru Diminta Wujudkan "Internet Cepat"
JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) berharap Menteri
Komunikasi dan Informatika Rudiantara bisa mempercepat implementasi Rencana
Pitalebar Indonesia (RPI) atau Indonesia Broadband Plan 2014-2019.
"Menkominfo baru diharapkan bisa mempercepat penerapan Rencana Pitalebar
Indonesia," kata Ketua Umum Mastel Setyanto P. Santosa yang dihubungi dari
Jakarta, Minggu (26/10/2014).
RPI merupakan bagian dari rancangan pembangunan telekomunikasi informatika
nasional yang sejalan dengan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2015-2019. Rancangan ini merupakan tindak lanjut dari diterbitkannya
Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2014 yang ditandatangani oleh Susilo Bambang
Yudhoyono pada 15 September lalu.
Akses pitalebar atau broadband adalah akses internet dengan
jaminan konektivitas yang selalu tersambung (always on) dan memiliki
kemampuan mengirim suara, gambar, dan data dalam satu waktu. Kecepatan minimal
untuk akses internet itu adalah 2 Mbps untuk akses tetap (fixed access)
dan 1 Mbps untuk akses bergerak (mobile access).
Seperti dilansir situs resmi Sekretariat Kabinet, sasaran pembangunan pitalebar
Indonesia sampai dengan akhir 2019 adalah prasarana akses tetap pitalebar
mencapai tingkat penerasi sebesar 30 persen dari total populasi di perkotaan,
71 persen dari total rumah tangga dengan percepatan 20 Mbps, 10 persen dari
total gedung dengan kecepatan 1 Gbps.
Selain itu, sasaran akses bergerak pitalebar dengan kecepatan 1 Mbps menjangkau
seluruh populasi di perkotaan.
Sementara di tingkat perdesaan, prasarana akses tetap pitalebar mencapai
tingkat penetrasi sebesar 6 persen dari total populasi dan 49 persen dari total
rumah tangga dengan kecepatan 0 Mbps.
Adapun dari sisi harga layanan, dengan adanya RPI diharapkan maksimal menjadi 5
persen dari rata-rata pendapatan per kapita per bulan.
Lebih lanjut, selain punya harapan besar atas penerapan RPI, Setyanto
mengatakan Rudiantara juga harus melakukan perbaikan terutama mengenai
birokrasi.
"Kita tahu kualitas birokrasinya kan tidak memadai, itu tugas utama
Rudiantara untuk memajukan teknologi informasi komunikasi (TIK)," ujarnya.
Rudiantara ditunjuk menjadi Menkominfo dalam Kabinet Kerja periode 2014-2019
dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada
Minggu (26/10) petang.
"Beliau profesional yang telah memajukan sektor teknologi informasi publik
di Indonesia," kata Jokowi saat mengumumkan jajaran menteri kabinetnya.
Ia menggantikan Menkominfo Tifatul Sembiring yang menjabat pada Kabinet
Indonesia Bersatu jilid II pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(2009-2014).
Sumber:
Pendapat
:
Kita tahu kualitas
birokrasi tidak memadai, namun itu tugas utama Rudiantara selaku menkominfo
untuk memajukan teknologi informasi komunikasi di Indonesia. Agar kedepannya
akses internet di Indonesia memiliki kecepatan
minimal 2 Mbps untuk akses tetap (fixed access) dan 1 Mbps untuk akses
bergerak (mobile access). Karena makin kedepan informasi dibutuhkan oleh siapa
saja dan kapan saja sehingga bisa memudahkan kinerja kerja seseorang.
2. Studi Kasus Telematika Mengenai "Hacker Indonesia Serang Situs Intelijen Australia, Kasus Penyadapan di Serahkan KEMENLU".
Hidayatullah.com--Berbeda
dengan serangan hari Jumat (08/11/2013) yang menargetkan laman daring
Australian Security Intelligence Organization (ASIO), hari Sabtu (09/11/2013)
Kelompok peretas (hacker) Anonymous Indonesia kembali melancarkan serangan
terhadap situs Australia. Namun kali ini sasarannya badan intelijen. Mereka
menyasar situs Australia Secret Intelligence Service (ASIS).
Seperti diketahui, ASIO merupakan badan yang berfungsi
memantau dan mengumpulkan data-data intelijen di dalam 'Negeri Kanguru. Adapun
ASIS melakukan fungsi serupa di mancanegara.
Akibat serangan kelompok peretas Indonesia, laman ASIS
dilaporkan lumpuh selama dua hingga tiga menit. Jenis serangan itu disebut
dengan istilah distributed denial-of-service (DDOS),
demikian dikutip ABC danThe Sydney Morning Herald.
Aksi Anonynomous Indonesia dimulai 4 November lalu. Kelompok itu
dilaporkan meretas sekitar 300 laman daring yang beralamat dengan akhiran au.
Sebagian besar situs yang diretas ialah situs komersial. Serangan itu
dimaksudkan sebagai protes terhadap sepak terjang badan intelijen Australia
yang menyadap pemerintah Indonesia.
'Salam untuk semua warga negara Australia. Katakan kepada
pemerintah kalian untuk berhenti memata-matai negara kami! Kami adalah
orang-orang Indonesia', demikian isi pesan Anonynomous Indonesia.
Diserahkan ke
Kemenlu Kedua Negara
Sementara itu, Menteri Pertahanan Indonesia dan Australia
sepakat menyerahkan penyelesaian masalah penyadapan kepada Kementerian Luar
Negeri kedua negara.
Informasi ini disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro
usai melakukan pembicaraan dengan Menhan Australia David Johnstons di
Kantor Kementerian Pertahanan di Jakarta, (08/11/2013).
Johnston dalam pertemuan itu menjelaskan, bahwa isu penyadapan
Indonesia oleh Badan Intelijen Australia (DSD) sudah memasuki ranah makro yang
tidak lagi sebatas hubungan bilateral antar Kementerian Pertahanan, namun akan
diselesaikan melalui jalur politik luar negeri oleh Kementrian luar negeri
kedua negara.
Purnomo menambahkan, apa pun keputusan dari Kemlu terkait isu
hubungan diplomatik kedua negara, maka Kemhan tinggal mengikuti saja. Hal itu
lantaran penentu keputusan ada di tangan Kemlu.
Sementara itu seputar sistem pertahanan keamanan Indonesia,
Purnomo Yusgiantoro memastikan sejauh ini masih dalam kondisi aman.
“Sistem yang kita punya, saya sudah pastikan dari para staf
saya, para ahlinya. Sistem di kementrian pertahanan itu aman. Karena sistem
kita itu menggunakan sistem pertahanan berlapis, di dalam Sistem Informasi
Pertahanan Negara (Sisinfohaneg) kita,” kata Menhan Yusgiantoro dikutip Voice
of America (VoA).
Isu penyadapan muncul beberapa hari belakangan, setelah media
Australia Sydney Morning Herald menurunkan berita soal penyadapan Australia dan Amerika Serikat terhadap Indonesia berdasarkan
keterangan dari mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional AS (NSA) Edward
Snowden.
Sydney Morning Herald menyebut
ada pos penyadapan di dalam gedung Kedutaan AS dan Australia di Jakarta.
Sementara itu, harian Inggris The Guardian menulis bahwa
Badan Intelijen Australia sudah menyadap Indonesia sejak tahun 2007 ketika RI
menjadi tuan rumah Konferensi Perubahan Iklim PBB di Nusa Dua, Bali.*
Sumber: http://www.hidayatullah.com/read/2013/11/11/7218/hacker-indonesia-serang-situs-intelijen-australia-kasus-penyadapan-diserahkan
Pendapat : Setiap
negara harus saling menghargai dan menghormati. Penyadapan yang dilakukan
pemerintah Australia seperti menghina negara Indonesia, sudah sewajarnya hacker
Indonesia membalas dengan meng-hacking situs mereka. Serangan yang dilakukan
hacker Indonesia dilakukan sebagai balasan atas apa yang telah pemerintah
Australia lakukan.
Namun yang kurang saya setujui, para Anonymous Indonesia ini
juga menyerang situs-situs lembaga sosial dan bisnis kecil Australia yang tidak
terlibat.
Tapi sekarang para Anonymous Indonesia telah bekerja sama dengan
Anonymous Australia untuk menyerang situs pemerintahan saja. Tindakan ini bagus
sekali, apalagi dari pihak Australianya juga mendukung. Jadi ini tidak seperti
perang antar Australia dan Indonesia, melainkan Indonesia dan Australia bersatu
memerangi pemerintahan Australia yang telah melakukan tindakan spionase.
Dan sebagai
pembelajaran dan berjaga-jaga, perkuat lagi sistem di Indonesia. Jangan hanya sistem
di kementrian pertahanan saja yang menggunakan sistem pertahanan berlapis,
tetapi semua sistem juga menggunakan sistem pertahanan berlapis.
3. Ilmuwan
Israel temukan cara meretas komputer tanpa harus online
Merdeka.com - Ilmuwan Israel ternyata tidak hanya aktif
dalam urusan pengembangan persenjataan militer saja. Baru-baru ini mereka
berhasil menemukan cara baru untuk meretas sebuah komputer tanpa perlu koneksi
dunia maya.
Hampir semua aksi
hacking atau peretasan dilakukan dengan media internet, namun sepertinya
ilmuwan Israel berhasil menghilangkan pembatas itu menggunakan metode yang
disebut 'Airhopper'.
Teknik hacking
Airhopper sendiri memungkinkan seorang hacker untuk menyerang sebuah komputer
atau mencuri data di dalamnya hanya menggunakan gelombang radio. Caranya pun
diklaim cukup sederhana di mana mereka hanya memerlukan sebuah smartphone yang
bisa dipakai untuk radio alias mampu menangkap sinyal gelombang berfrekuensi
FM.
Ini tentunya menjadi berita buruk bagi
individu, perusahaan, hingga pemerintah yang sering menyimpan data penting
mereka di sebuah komputer yang sengaja tidak diberi akses online atau
konektivitas jaringan lokal (LAN) agar tidak tersentuh oleh hacker. Cara
pengamanan data seperti ini kerap disebut 'air-gap'. Nah, para hacker dari
Universitas Ben-Gurion Israel nyatanya mampu menggunakan smartphone Samsung
Galaxy S4 untuk mencuri data sebuah komputer dengan syarat si hacker sudah
lebih dulu mampu menaklukkan firewall atau sistem keamanan dari si komputer
target. Nantinya, Galaxy S4 digunakan sebagai penerima sinyal radio dari
komputer target.
Langkah-langkahnya pun sederhana, si hacker hanya perlu
meninggalkan Galaxy S4 tersebut pada jarak tertentu dengan komputer target.
Kemudian si hacker tinggal mengirimkan virus pada smartphone tersebut untuk
memungkinkannya untuk mencuri data dari komputer target lewat sinyal radio yang
dipancarkan oleh kartu grafis (GPU) komputer tersebut.
"Modusnya adalah
dengan masuk ke dalam sebuah pusat keamanan sebuah perusahaan dan meninggalkan
smartphone di pintu masuk. Lalu, secara otomatis virus akan mengunduh data dari
komputer ke smartphone tersebut," ujar Dudu Mimran, salah satu ilmuwan
sekaligus hacker dari Universitas Ben-Gurion, Daily Mail (20/11).
Meski sampai saat ini
ilmuwan belum menemukan cara untuk menghentikan metode hacking Airhopper,
hacker sampai saat ini hanya bisa mencuri data dengan kecepatan pengunduhan
yang relatif lambat, yakni hanya 60 byte tiap detiknya. Untuk mencapai
kecepatan pencurian data tersebut, smartphone yang dijadikan perantara h tadi
juga harus diletakkan pada jarak 1 hingga 7 meter dari komputer target.
Celakanya, saat proses
pencurian data lewat Airhopper dilakukan, hampir pasti si pemilik komuter tidak
akan menyadari bila perangkatnya sedang diretas. Sungguh berbahaya
Analisa terhadap kejahatan di atas, dari segi :
Teknologi :
Israel berhasil
menghilangkan pembatas itu menggunakan metode yang disebut 'Airhopper'. Teknik
hacking Airhopper sendiri memungkinkan seorang hacker untuk menyerang sebuah
komputer atau mencuri data di dalamnya hanya menggunakan gelombang radio.
Caranya pun diklaim cukup sederhana di mana mereka hanya memerlukan sebuah
smartphone yang bisa dipakai untuk radio alias mampu menangkap sinyal gelombang
berfrekuensi FM. Langkah-langkahnya pun sederhana, si hacker hanya perlu
meninggalkan Galaxy S4 tersebut pada jarak tertentu dengan komputer target.
Kemudian si hacker tinggal mengirimkan virus pada smartphone tersebut untuk
memungkinkannya untuk mencuri data dari komputer target lewat sinyal radio yang
dipancarkan oleh kartu grafis (GPU) komputer tersebut.
Kekurangan :
Meski bisa digunakan
untuk mengirim data, AirHoper masih memiliki kekurangan karena
menggunakan perangkat yang tidak terhubung dengan internet. Hal ini menyebabkan
kecepatan transfer data sangat lemah. Metode ini hanya bisa mentransfer data 60bytes per
detik dan hanya bisa dilakukan dalam jarak 1 meter sampai 7 meter
Pendapat :
Meskipun kelihatan sangat berbahaya, tapi hacker juga
nggak semudah itu membobol sistem korban. Mereka harus membobol firewall terlebih
dahulu. Selain itu, untuk melakukan pencurian data, transfer rate-nya
hanya sekitar 60 byte per detik. Meskipun begitu, metode ini
bakal bisa terus berkembang lebih dahsyat lagi. Para peneliti pun hingga kini
masih belum bisa menghentikan Airhopper in
Tidak ada komentar:
Posting Komentar